BAB 6
IDEOLOGI DAN MITOLOGI
Menurut,
Van Zoest (1980) “ideology dan mitologi disalam hisup kita sama dengan
kode-kode dalam pembuatan semiotic dan komunikasi kita”. Menurutnya pemilihan
kata, penggunaan bahasa bahkan penggunaan tanda baca secara sadar dan tidak
sadar dipengaruhi oleh ideology seorang individu.
Pengertian dan Teori-teori Ideologi
Ideologi
kini diartikan sebagai ilmu tentang gagasan. Ideologi dalam ilmu sosial dikenal
mempunyai dua pengertian, pengertian secara fungsional dan secara structural.
Ideology secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
sedangkan ideology secara structural adalah sistem kebbenaran, seperti gagasan
dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
Dimensi Ideologi: Nilai,
Kepentingan dan Pilihan
Ideology
menurut Apter, merupakan kombinasi dari ketiga atribut-atribut ini, namun terkadang
tidak terjadi kekoherenan. Pilihan dapat diubah menjadi kepentingan dan
kepentingan bisa menjadi nilai untuk mencapai kepentingan.
Bagi
Sramsei, ideologi tidak dapat dinilai dari kebenaran atau kesalahannya, tetapi
harus dilihat dari “kemanjurannya” dalam mengikat berbagai kelompok sosial yang
berbeda-beda kedalam satu wadah.
Akhirnya,
terdapat tiga dimensi yang dapat dipakai untuk mengukur kualitas suatu
ideologi, yakni, kemampuannya mencerminkan realitas yang hidup dalam
masyarakat, mutu idealism yang dikandungnya, dan sifat flesibelitas yang
dimilikinya.
Dialektika Mitos dan Usaha Manusia
Rasional
Banyaknya
pengertian tentang mitos lahir dari masyarakat. banyak yang beranggapan bahwa
mitos adalah cerita yang tidak dapat dibuktikan secara logika dan merupakan
takhayul. Banyaknya dialketika ini melahirkan suatu studi ilmu baru yaitu
Filsafat. Filsafat hadir untuk menghilangkan mitos dari kehidupan manusia. Dia
berusaha mengubah mitos menjadi logos. Namun pada hakikatnya mitos merupakan
usaha manusia rasional sebab tanpa usaha manusia rasional, mitos takkan
mengenal dirinya sebagai mitos. Barulah dengan usaha manusia rasional mitos
terjasi, ada dan mengenal dirinya sebagai mitos.
Pada
umumnya mitos adalah suatu sikap lari dari kenyataan dan mencari “perlindungan
dalam dunia khayal”. Mitos dalam pandangan Lappe dan Collins dimengerti sebagai
“sesuatu yang oleh umum dianggap benar, tetapi sebenarnya bertentangan dengan
fakta”.
Pada
abad ke-20 ini, para antropolog semakin menyadari pentingnya peran mitos dalam
masyarakat. beberapa ahli menegaskan bahwa mitos lebih dari sekedar cerita
budaya primitive, faktanya, mitos memuat inti pusat nilai-nilai dan kepercayaan
dari suatu kebudayaan sehingga bersifat religious.
Lukisan Mitologis tentang Dunia
Banyaknya
mitos dalam tiap belahan negara, menjadikan dunia sebagai tempat tumbuh dan
bertahannya mitos itu sendiri. Mitos sendiri ditengah masyrakat hadir guna
menjawab semua kebutuhan masyarakat, akan ketentraman, kedamaian, kesuburuan
dan hal lainnya. Hal ini dapat kita lihat juga di Negara Indonesia, yang
mempunyai sosok Dewi Sri sebagai dewi padi dan tak dalah jika kita menyebutnya
sebagai mitos padi.
terimakasih, karena blog anda dapat membantu saya dalam mencari data mengenai definisi ideologi
BalasHapusMy pleasure :)
BalasHapus