Rabu, 25 Juli 2012

Resume Buku "Semiotika Komunikasi" Drs. Alex Sobur, M. Si (BAB 6)


BAB 6
IDEOLOGI DAN MITOLOGI



Menurut, Van Zoest (1980) “ideology dan mitologi disalam hisup kita sama dengan kode-kode dalam pembuatan semiotic dan komunikasi kita”. Menurutnya pemilihan kata, penggunaan bahasa bahkan penggunaan tanda baca secara sadar dan tidak sadar dipengaruhi oleh ideology seorang individu.

Pengertian dan Teori-teori Ideologi
Ideologi kini diartikan sebagai ilmu tentang gagasan. Ideologi dalam ilmu sosial dikenal mempunyai dua pengertian, pengertian secara fungsional dan secara structural. Ideology secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. sedangkan ideology secara structural adalah sistem kebbenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.


Dimensi Ideologi: Nilai, Kepentingan dan Pilihan
Ideology menurut Apter, merupakan kombinasi dari ketiga atribut-atribut ini, namun terkadang tidak terjadi kekoherenan. Pilihan dapat diubah menjadi kepentingan dan kepentingan bisa menjadi nilai untuk mencapai kepentingan.
Bagi Sramsei, ideologi tidak dapat dinilai dari kebenaran atau kesalahannya, tetapi harus dilihat dari “kemanjurannya” dalam mengikat berbagai kelompok sosial yang berbeda-beda kedalam satu wadah.
Akhirnya, terdapat tiga dimensi yang dapat dipakai untuk mengukur kualitas suatu ideologi, yakni, kemampuannya mencerminkan realitas yang hidup dalam masyarakat, mutu idealism yang dikandungnya, dan sifat flesibelitas yang dimilikinya.

Dialektika Mitos dan Usaha Manusia Rasional
Banyaknya pengertian tentang mitos lahir dari masyarakat. banyak yang beranggapan bahwa mitos adalah cerita yang tidak dapat dibuktikan secara logika dan merupakan takhayul. Banyaknya dialketika ini melahirkan suatu studi ilmu baru yaitu Filsafat. Filsafat hadir untuk menghilangkan mitos dari kehidupan manusia. Dia berusaha mengubah mitos menjadi logos. Namun pada hakikatnya mitos merupakan usaha manusia rasional sebab tanpa usaha manusia rasional, mitos takkan mengenal dirinya sebagai mitos. Barulah dengan usaha manusia rasional mitos terjasi, ada dan mengenal dirinya sebagai mitos.
Pada umumnya mitos adalah suatu sikap lari dari kenyataan dan mencari “perlindungan dalam dunia khayal”. Mitos dalam pandangan Lappe dan Collins dimengerti sebagai “sesuatu yang oleh umum dianggap benar, tetapi sebenarnya bertentangan dengan fakta”.
Pada abad ke-20 ini, para antropolog semakin menyadari pentingnya peran mitos dalam masyarakat. beberapa ahli menegaskan bahwa mitos lebih dari sekedar cerita budaya primitive, faktanya, mitos memuat inti pusat nilai-nilai dan kepercayaan dari suatu kebudayaan sehingga bersifat religious.

Lukisan Mitologis tentang Dunia
Banyaknya mitos dalam tiap belahan negara, menjadikan dunia sebagai tempat tumbuh dan bertahannya mitos itu sendiri. Mitos sendiri ditengah masyrakat hadir guna menjawab semua kebutuhan masyarakat, akan ketentraman, kedamaian, kesuburuan dan hal lainnya. Hal ini dapat kita lihat juga di Negara Indonesia, yang mempunyai sosok Dewi Sri sebagai dewi padi dan tak dalah jika kita menyebutnya sebagai mitos padi. 

2 komentar:

  1. terimakasih, karena blog anda dapat membantu saya dalam mencari data mengenai definisi ideologi

    BalasHapus