Rabu, 25 Juli 2012

Semiotika Komunikasi


Sumber: Google.com

Didalam kehidupan manusia terdapat bermacam-macam simbol yang merupakan bagian dari tanda (sign).
Tanda (sign) dapat dikatakan sebuah simbol karena terjadinya pemaknaan secara mendalam oleh individu.
Mitos berkembang luas dalam masyarakat dikarenakan, terdapat keinginan untuk memperoleh jawaban dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Mitos hingga kini terus bertahan karena secara tidak langsung, hal ini dipelihara oleh manusia.
Filsafat merupakan ilmu yang pada awalnya bertujuan untuk menghilangkan mitos, dan menggantinya dengan logos. Usaha manusia untuk merasionalkan inilah, yang secara tidak langsung memberi nama mitos menjadi mitos saat ini.

Resume Buku "Semiotika Komunikasi" Drs. Alex Sobur, M. Si (BAB 8)



BAB 8
MANUSIA, BAHASA DAN KOMUNIKASI


Memahami Bahasa
Dalam pengertian populer bahasa adalah percakapan atau pembicaraan (Hidayat, 1996:27); sementara dalam wacana linguistic bahasa diartikan sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi, yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001:3). Hakikat bahasa adalah bahasa tutur (Poepoprodjo, 1987: 110).
Banyaknya definisi yang hadir untuk memahami bahasa, dapat diambil garis merah bahwa bahasa merupakan kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan pikiran, perasaan dan ide manusia.

Resume Buku "Semiotika komunikasi" Drs. Alex Sobur, M.Si (BAB 7)


BAB 7
KATA-KATA DAN MAKNA



Segala Sesuatu dapat dikatakan bermakna jika direlasikan dengan kata lainnya. Contohnya “Kosong”, kata ini akan mempunyai definisi ialah keadaan dimana tidak terdapat suatu isi. Terdapat relasi antara kata “kosong” dan “isi”.
“Makna terkadang berupa suatu jalinan asosiasi, pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang diterapkan” (Kincaid & Schramm, 1987:56).

Pada Mulanya Adalah Kata
Arti “kata” dalam sebuah komunikasi adalah hasil dari konsensus dari masyarakat yang menggunakan kata-kata itu sendiri. Jadi arti kata dalam setiap negara, wilayah bahkan daerah pun berbeda-beda. Seperti yang diungkapkan oleh Hirsch (2000:56),  kata adalah kata, maknanya ambigu dan tidak persis. Sejalan dengan Hirsch, para ahli komunikasi juga  berpendapat bahwa makna kata sangat subjektif. Word don’t mean, People mean. dalam proses kreatif penciptaan pemaknaan, kata selalu dihubungkan dengan relasi semantisnya dengan kata yang mendahuluinya atau mengikutinya.

Resume Buku "Semiotika Komunikasi" Drs. Alex Sobur, M. Si (BAB 6)


BAB 6
IDEOLOGI DAN MITOLOGI



Menurut, Van Zoest (1980) “ideology dan mitologi disalam hisup kita sama dengan kode-kode dalam pembuatan semiotic dan komunikasi kita”. Menurutnya pemilihan kata, penggunaan bahasa bahkan penggunaan tanda baca secara sadar dan tidak sadar dipengaruhi oleh ideology seorang individu.

Pengertian dan Teori-teori Ideologi
Ideologi kini diartikan sebagai ilmu tentang gagasan. Ideologi dalam ilmu sosial dikenal mempunyai dua pengertian, pengertian secara fungsional dan secara structural. Ideology secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. sedangkan ideology secara structural adalah sistem kebbenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

Resume Buku "Semiotika Komunikasi" Drs. Alex Sobur, M. Si (BAB 5)


BAB 5
Berkomunikasi dengan Simbol-simbol


Didalam kehidupan manusia, sangatlah penuh dengan simbol-simbol. Menurut Mulyana dan Rakhmat, Fungsi pembentukan simbol ini adalah satu diantara kegiatan-kegiatan dasar manusia, seperti makan, melihat dan bergerak. Dan ini merupakan proses fundamental dari pikiran dan berlangsung setiap hari. Selain itu, simbol-simbol lainnya dapat kita lihat dari cara berbicara, cara berpakaian, ekspresi wajah, body language dan lain-lain. Simbol merupakan objek atau peristiwa apa pun yang menunjuk pada sesuatu (James P Spradley). Simbol adalah suatu istilah dalam logika, matematika, semantic, semiotic dan epistemology (Welek & Warren, 1995:239).
Hal yang sama dalam bermacam pengertian diatas adalah sifat simbol untuk mewakili sesuatu yang lain.