Kamis, 12 April 2012

Cara Ayah Mengajarku.

Pada 17 Agustus, yang merupakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh sebagian masyarakat Indonesia, diperingati dengan cara membuat lomba dilingkungan rumahnya.Lomba kelereng, memindahkan bendera, hias sepeda, memasukkan benang dalam jarum, lomba mengikat sepatu dan masih banyak lagi mainan yang lain...

Ketika SD, aku termasuk dalam golongan anak yang pemalu dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus ayahku. Untuk melatih keberanian, ayah me"maksa"ku untuk berpartisipasi dalam beberapa lomba. Caranya memaksa sungguh sangat asik, menurutku saat itu. Ia mengiming-imingiku dengan hadiah yang serupa dengan hadiah lomba.

"Dengan seperti itu, menang atau kalah, aku akan mendapatkan hadiah" pikirku.

Kini umurku sudah menginjak 20 tahun, dan memori itu tetap melekat dalam pikiranku. Hal itu tetap menjadi cara terbaik membujuk anak dalam rating "pembujukan" dalam hidupku. Ternyata cara itu merupakan, teori yang baik untuk melatih anak dalam psikologi. Bukan dengan membentak, memukul, mengintimidasi dan hal lainnya, namun ia memberikan reward kepada anaknya yang telah berani melakukan sesuatu yang baru dan baik tentunya.

Ayahku hanya seorang karyawan swasta, lulusan STM Pembangunan di daerah Semarang. Namun ia dapat dengan baik mengaplikasikan hal-hal yang sangat luar biasa dalam hidupku. Salah satunya adalah Reward, yang di berikan. Sebenarnya, reward yang dapat diberikan kepada anak bukan hanya dalam bentuk benda atau materi, sekedar pujian pun dapat membuatnya tersenyum bangga atas keberaniaanya.

Mungkin banyak yang bertanya apa ada buktinya ??
Dengan bangga saya berkata, "Saya buktinya" .^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar